Perekonomian dalam negeri bahkan global tengah lesu akibat pandemi Covid-19. Namun kinerja perusahaan udang PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) tetap terjaga dengan kenaikan pendapatan 12,64% secara tahunan (yoy) dari US$ 83,34 juta menjadi US$ 73,99 juta per Juni 2020.
Volume penjualan juga tercatat masih meningkat 14% yoy di Juni 2020. Direktur Utama Panca Mitra Multiperdana Tbk Martinus Soesilo mengatakan penjualan PMMP masih cukup baik lantaran perusahaan yang fokus pada penjualan untuk ekspor saja tersebut fokus pada retailer di Amerika Serikat dan Jepang.
“Dan selama pandemi, demand atas frozen food meningkat tajam karena adanya lockdown di negara masing-masing,” jelas Martinus, Jumat (8/1).
PMMP juga masih akan fokus pada penjualan ke AS dan Jepang karena permintaan dinilai masih cukup tinggi dan terus bertumbuh. Martinus berharap di tahun ini, mereka bisa meningkatkan penetrasi pasar ke kedua negara tersebut.
Asal tahu saja PMMP memasarkan produk-produknya ke AS sekitar 70-75% dari total penjualan, Jepang sekitar 20-25% dan lain-lain seperti ke Denmark, Singapura serta Hong Kong sekitar 5% dari penjualan.
Manajemen juga optimistis industri aquaculture akan mampu bertumbuh dan tidak terlalu terpengaruh oleh disrupsi akibat pandemi Covid-19. Hal ini didasarkan pada kondisi yang ada serta hasil analisis World Bank bahwa Industri seafood processing merupakan salah satu industri yang stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh situasi ini.
Berdasarkan peringkat industry risk level, industri aquaculture mendapatkan peringkat yang sangat baik dengan berada pada level moderate to low risk.
Corporate Secretary and Head of Investor Relation PMMP Christian Jonathan mengatakan PMMP memang menargetkan kenaikan volume penjualan di tahun 2020 dan tahun ini.
Adapun volume penjualan pada tahun 2019 tercatat sebesar 15.641 ton dan ditargetkan meningkat menjadi sekitar 18.000 di akhir 2020. Lalu pada tahun ini volume penjualan kembali ditargetkan meningkat menjadi sekitar 20.000 ton
Dari sisi keuangan, Panca Mitra Multiperdana membidik target penjualan sekitar US$ 190 juta pada 2021 atau meningkat 12% yoy dibandingkan penjualan selama 2020.
Di 2020 PMMP juga berharap bisa mengantongi laba bersih US$ 10 juta dan di tahun ini menjadi sekitar US$ 12 juta. Per Juni 2020, PMMP telah mencapai setengah dari target laba bersih yaitu US$ 5,27 juta.
Salah satu strategi yang dilakukan PMMP untuk mencapai target tersebut adalah meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah fasilitas produksi baru dan mengubah segmentasi penjualan produk.
Perusahaan yang berkonsentrasi pada jenis udang Vanname dan udang windu (Black Tiger) tersebut, kali ini akan fokus pada produk cooked dan value added ketimbang raw Vanname. Pasalnya produk raw vanname memiliki profit marjin yang tipis serta mendapat tantangan besar terutama dari India yang memiliki jumlah tambak produktif cukup masif di sepanjang garis pantai.
“Perseroan dan perusahaan anak terus berusaha untuk mengembangkan produk-produk tersebut sesuai dengan permintaan khusus pelanggan ataupun dapat diterima pasar ekspor. Serta ke depannya perseroan dan perusahaan anak juga akan menjual produk value added di pasar domestik,” jelas dia.
Alasan shifting lainnya adalah permintaan atas frozen food dan ready to cook product juga terus tumbuh terutama di saat pandemi Covid-19 dengan adanya arahan stay at home. Hal ini juga mendorong pertumbuhan penjualan PMMP selama pandemi.
Oleh karena itu, PMMP akan fokus meningkatkan porsi penjualan produk value added-nya antara lain breaded, nobashi, sushi ebi, raw tempura, cooked shrimp ring, pre-fried breaded.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi, PMMP memulai pembangunan pabrik pengolahan udang ke-8 di Situbondo, Jawa Timur. Groundbreaking pabrik ini telah dilakukan pada Kamis (7/1). PMMP merogoh kocek Rp 75 miliar untuk pembangunan pabrik tersebut, yang dananya berasal dari hasil initial public offering (IPO). Targetnya, pembangunan pabrik ini akan selesai dalam waktu 6-7 bulan, sehingga pada semester II-2021 bisa segera beroperasi.
Sebelum pabrik ke-8 ini beroperasi, PMMP memiliki 5 pabrik terletak di Situbondo Jawa Timur dan dua pabrik di Tarakan Kalimantan Utara. Ketujuh pabrik tersebut memiliki total kapasitas produksi 25.100 ton per tahun. Selain itu, PMMP juga memiliki 26 cold storage dengan kapasitas 46.000 ton.
Di tahun ini, PMMP juga akan mulai penetrasi ke pasar domestik dengan menggunakan merek pribadi (private brands) dengan tetap fokus pada peningkatan pangsa pasar di AS dan Jepang. Di domestik, Christian melihat secara profitabilitas lebih menguntungkan namun tingkat permintaan dan konsumsi udang masih sangat rendah di Indonesia. Padahal Indonesia merupakan negara penghasil udang terbanyak di dunia.
“Kami juga akan ekspansi ekspor dengan tapping new market seperti Uni Eropa. Kami telah mendapatkan ASC Certification, sertifikasi yang dibutuhkan untuk ekspor ke negara-negara Uni Eropa. Beberapa potensi buyer pun sudah menyampaikan minatnya kepada kami,” jelasnya.
PMMP's Ebi Furai